Mataram, BP3MI (8/8) - Berdasarkan pengumuman dari website bp2mi.go.id tentang perubahan pembagian jadwal seleksi interview calon kandidat Pekerja Migran Indonesia (PMI) jabatan perawat program G to G Jerman Batch II tahun 2022, terdapat sebanyak 449 orang yang telah lulus verifikasi dokumen dan akan melaksanakan wawancara secara daring maupun luring (5/8/2022).
Dari data tersebut 13 orang melakukan wawancara di kantor BP3MI Provinsi Nusa Tenggara Barat pada pukul 11.00 WITA dan berakhir pukul 16.30 WITA. Peserta mengikuti wawancara secara bergantian sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
Para calon PMI ini berasal dari berbagai kabupaten/kota, yaitu 4 orang dari kota Bima, 3 orang dari Kabupaten Lombok Tengah, 2 orang dari Kabupaten Lombok Barat, 2 orang dari Kabupaten Lombok Utara, 1 orang dari Kabupaten Lombok Timur, dan 1 berasal dari Kabupaten Sumbawa.
Kepala BP3MI Nusa Tenggara Barat, Mangiring Hasoloan Sinaga, mengatakan peluang kerja ke Jerman sangat lah menjanjikan dengan persyaratan yang tidak mewajibkan untuk memiliki sertifikat bahasa. Hal ini menjadi poin penting bagi para alumni sekolah kesehatan, khususnya lulusan keperawatan yang berminat untuk bekerja ke luar negeri dan alternatif bagi tenaga kesehatan dengan status PPNPN (Pegawai Pemerintah non Pegawai Negeri) yang akan dialihkan menjadi PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) dimana penerimaan PPPK tersebut akan melalui proses seleksi dan kuota yang terbatas.
"Diharapkan program G to G Jerman bisa menjadi pilihan ketika tidak lulus dalam mengikuti seleksi PPPK," jelas Mangiring.
Setelah wawancara, para peserta menunggu pengumuman melalui website bp2mi.go.id untuk pembayaran BPJS TK sebelum bekerja/pra penempatan serta pembuatan paspor. Kemudian para peserta akan mengikuti pelatihan Bahasa Jerman level B1 secara daring selama 7- 9 bulan.
Mangiring juga mengatakan setiap tahun program penempatan melalui skema G to G khusunya ke Jerman akan dibuka dan kuotanya akan ditambah sehingga kesempatannya pun akan lebih besar.
"Ayo raih kesempatan untuk bekerja keluar negeri pada sektor skill dengan gaji yang besar dan perlindungan pada saat bekerja yang terjamin," tutup Mangiring. (Humas/BP3MI Nusa Tenggara Barat/MIF)
