Ada Pertanyaan? 0370 633797 crisiscenter.mataram@gmail.com +6285157555176

Tunggu...

BP3MI NTB bersama UN Women laksanakan Pelatihan Kerja Migrasi Aman dan Pemberdayaan Ekonomi Perempuan bagi Perempuan Pekerja Migran


BP3MI NTB bersama UN Women laksanakan Pelatihan Kerja Migrasi Aman dan Pemberdayaan Ekonomi Perempuan bagi Perempuan Pekerja Migran

Minggu tanggal 22 Oktober 2023 BP3MI Nusa Tenggara Barat menjadi Narasumber dalam kegiatan Pelatihan Kerja Migrasi Aman dan Pemberdayaan Ekonomi Perempuan bagi Perempuan Pekerja Migran  yang dilaksanakan oleh UN Women bertempat di desa Masbagik Utara Baru dan Desa Kelayu Selatan Kab. Lombok Timur 

Kegiatan Pelatihan diikuti oleh 20 Perempuan Pekerja Migran Indonesia Purna yang pernah bekerja di negara timur tengah dan Calon Pekerja Migran Indonesia yang ingin bekerja ke luar negeri dikhususkan bagi perempuan pekerja migran bekerja sama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, IoM, BP3MI NTB, Pemerintah Desa dan UN Women.  kegiatan pelatihan ini berlangsung selama 4 hari dengan lokasi yang berbeda - beda yaitu  

tanggal 22 s.d 24 Oktober 2023 berlokasi di desa Masbagik Utara dan Desa Kelayu Selatan Kab. Lombok Timur dan tanggal 23 s.d 25 Oktober 2023 berlokasi di desa Anjani dan Desa Wanasaba

Kegiatan Pelatihan Kerja Migrasi Aman dan Pemberdayaan Ekonomi Perempuan bagi Perempuan Pekerja Migran diisi oleh beberapa narasumber antara lain UN Women dengan Materi Kesetaraan Gender, International Organization for Migration (IOM) dengan materi Perdagangan Manusia berbasis Gender, dan BP3MI NTB dengan Realitas Bekerja di Luar Negeri dan Prosedur Migrasi Aman dalam kegiatan pelatihan, BP3MI NTB juga memberikan praktek bagaimana cara mencari lowongan pekerjaan, bagaiman mengetahui status keberadaan P3MI dan proses pendaftaran menjadi Pekerja Migran Indonesia melalui SISKOP2MI dan SIAP KERJA;

dalam kegiatan Pelatihan Kerja Migrasi Aman dan Pemberdayaan Ekonomi Perempuan bagi Perempuan Pekerja Migran ada beberapa hal yang menjadi catatan diantaranya:

* minimnya pengetahuan keluarga bahkan Pekerja Migran Indonesia dan akses informasi terkait proses migrasi aman, baik dari proses hingga pembiayaan keberangkatan (mengandalkan calo/sponsor);

* Desakan kebutuhan ekonomi, minimnya pendidikan dan keterbatasan keterampilan yang dimiliki menjadi salah satu faktor keberangkatan menjadi Pekerja Migran Indonesia;

* Gambaran dari hasil pre test, bahwa masih banyak Pekerja Migran Indonesia yang memilih berangkat dan mendapatkan informasi tentang bekerja ke luar negeri melalui calo;

* Masih minimnya peran pemerintah desa dalam memberikan informasi dan pelindungan bagi masyarakatnya yang akan bekerja, sedang bekerja dan telah pulang dari bekerja di luar negeri.

Kepala BP3MI NTB mangiring Hasoloan Sinaga dalam kesempatan yang terpisah mengatakan kolaborasi dan sinergi dengan berbagai pihak sangat diperlukan untuk memberikan perlindungan yang menyeluruh bagi pekerja Migran indonesia baik Pra, Masa maupun purna serta bagi keluarga pekerja Migran." kami berharap kegiatan seperti ini secara kontinyu dilaksanakan baik itu dengan Pemerintah daerah, UN Women, IOM atau lembaga -lembaga lain yan fokus terhadap pelindungan pekerja migran Indonesia ungkap naga" agar tidak ada lagi informasi - informasi sesat yang diterima oleh masyarakat dan dengan pelatihan seperti ini diharapkan keluarga peerja migran dapat lebih produktif dalam pengelolaa keuangannya imbuh naga.

 

Bagikan berita ini:

whatsapp
Hubungi Kami