Sumbawa, BP2MI (23/2) - Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) melakukan kunjungan ke Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) sekaligus menyelenggarakan audiensi dengan mahasiswa Program Studi Psikologi, pada Selasa (22/2/2022).
Kunjungan tersebut bertujuan membahas tindak lanjut nota kesepahaman antara BP2MI dengan UTS yang dilakukan di Bali beberapa waktu yang lalu. Kunjungan tersebut dilanjutkan dengan diskusi bersama mahasiswa UTS membahas gambaran umum pelindungan Pekerja Migran Indonesia (PMI), khususnya di Kabupaten Sumbawa.
Wakil Rektor IV Bidang Kerja Sama UTS, Nurul Izzati, dalam sambutannya menyampaikan bahwa, UTS telah menyiapkan beberapa program sebagai tindak lanjut penandatanganan nota kesepahaman. Salah satu program kemahasiswaan yang paling dekat adalah program Membangun Desa Untuk Kesejahteraan Masyarakat (MERDEKA), atau dikenal dengan istilah Kuliah Kerja Nyata (KKN). Kegiatan tersebut akan dimulai pada Bulan April dan menyasar delapan desa.
“Kami akan bekali para mahasiswa dengan pengetahuan tentang dunia PMI, seperti prosedur keberangkatan PMI yang benar, pengelolaan keuangan, hingga pendampingan bagi PMI yang pulang dalam kondisi sakit atau terkendala,"' ucap Nurul.
Kepala UPT BP2MI Wilayah NTB, Abri Danar Prabawa, mengapresiasi langkah cepat UTS dalam menyiapkan program sebagai tindak lanjut nota kesepahaman. UTS telah menginisiasi dan melihat PMI sebagai isu yang perlu mendapatkan perhatian.
“Tentunya kami membutuhkan dukungan seperti ini. Upaya penyelesaian permasalahan PMI melalui jalur pendidikan merupakan terobosan yang sangat menjanjikan," ungkap Abri Danar.
Kegiatan tersebut dilanjutkan diskusi bersama mahasiswa yang bertujuan untuk mendapatkan masukan terkait tata kelola pelayanan pelindungan PMI saat ini. Dalam diskusi tersebut, Abri Danar juga memaparkan potensi PMI asal Sumbawa, sekaligus tingginya risiko bekerja di luar negeri.
"Berdasar data pelayanan penempatan dan pelindungan PMI, profil PMI asal NTB saat ini masih didominasi pekerja sektor rumah tangga dan perladangan, padahal banyak sektor terampil yang ditawarkan di pasar kerja internasional. Ini yang menjadi pekerjaan rumah kita bersama, yakni menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkompetensi untuk mengambil peluang kerja terampil tersebut," pungkas Abri Danar. *
